Kamis, 19 Januari 2012

Without You (Sepenggal Cerita.....)

..... Flo sedang mengobrol ringan bersama Acha, sembari menunggu waktu pulang yang tinggal 45 menit lagi. Sekretaris bos besar itu sedang asyik mendengarkan ceritanya tentang film serial yang habis ditontonnya semalam, tak lama telepon di meja kerjanya berbunyi nyaring. Flo meminta izin sebentar lantas menyambar gagang telepon.
" Selamat sore, dengan Flo ada yang bisa dibantu?" sapanya ramah.
" Sore," sahut suara diseberang. " Mbak Flo?"
" Iya dengan saya," kening Flo mengernyit. " Ada yang bisa dibantu pak?"
" Ini pak Bambang mbak. Satpam di pos samping. Di sini ada temen mbak Flo nunggu."
" Temen???" Sekali lagi kening Flo mengernyit lalu ucapnya," Disuruh naik aja pak ke tempat Flo."
" Sudah mbak. Tapi katanya kakinya masih sakit buat naik tangga. Jadi minta mbak Flo yang nemuin ke bawah."
" Sakit!!" Flo menerawang sebentar sembari memandang Acha yang juga tengah memandangnya dengan penasaran. Mengingat-ngingat temannya yang mana. Lantas sebuah nama dan bayangan seseorang terbersit dibenaknya. "Oh ya sudah pak. Ehmmm temen saya itu cewek apa cowok pak??" katanya sekadar memastikan.
" Cowok mbak. Cakep," tambah si bapak yang bikin Flo tersenyum geli. " bapak minta dia nunggu ya," ucap pak Bambang sebelum menutup telepon.
" Makasih ya pak," tutup Flo yang diiyakan oleh pak Bambang.
" Sapa?" tanya Acha setelah telepon diputus.
" Pak Bambang, satpam bawah. Katanya ada temanku nunggu dibawah. Tapi bingung siapa ya?"
" Kenapa gak naik?" Acha melontarkan pertanyaan yang sama dengannya.
" Katanya kakinya sakit. Gak bisa naik tangga. Ya sudah aku turun dulu ya Cha. Kalo kamu mau di sini gak apa-apa," Flo buru-buru keluar ruangan sebelum kelamaan ngobrol.
Sambil menuruni tangga benak Flo bertanya-tanya. Siapa orang ini. Cowok pula. Teman dekatnya yang sering ke kantor hanya Silva dan dia juga perempuan. Satu nama yang tadi melintas kembali melintas. Azka. Kenapa Azka? Karena hanya dia, orang yang Flo kenal yang sedang sakit.
Jantung Flo jadi deg-degan gak karuan begitu dia menaiki undakan tangga pos satpam di samping kantor. Dan benar dugaannya. Azka duduk di sana, di bangku marmer sedang memainkan ponselnya. Cowok itu spontan mendongak dan tersenyum begitu Flo tiba di atas. Flo berhenti melangkah diundakan terakhir saat Azka bangkit dan membalas dengan senyum tipis.

" Ada apa?" tanyanya spontan.
Mereka berdiri berhadapan dalam jarak aman. Azka kembali mengulas senyum dan memaasukkan tangannya ke dalam saku. Tiba-tiba Flo merasa risih dan grogi.
" Ada apa sih?" ulangnya.
" Ehmm kenapa kamu gak pernah datang lagi ke rumah sakit?" Akhirnya Azka bersuara.
" Oh itu," Flo bergumam ragu. " Ehmm buat apa juga. Toh kamu sudah sadar kan?"
" Jadi memang gak pernah datang lagi?"
" Yah buat apa. Teman-teman kamu kan sudah pada datang."
" Sok tahu!!!!" sergah Azka dingin.
Flo agak syok mendengar nada dingin itu. " Lah emang tahu," belanya tak terima.
" Dari mana?" tantang Azka. " Kamu kan gak pernah datang."
" Ya pokoknya tahu. Mereka penuh di ruang inapmu," bela Flo.
Azka tersenyum setengah mengejek. " Tuh kan sok tahu lagi. Sapa tahu mereka teman orang yang ternyata sekamar denganku."
" Mereka ngobrol denganmu. Itu bukan temanmu?? Aku lihat kok," kali ini Flo membela diri dengan sewot. Lantas dia menggigit bibirnya dan merasa bodoh. Dihadapannya, Azka tertawa geli dengan seringai lebar.
" Brengsek!!! umpat Flo jengkel.
Azka tersenyum puas. Ucapan Dika waktu itu benar. Sehari setelah kecelakaan teman-teman kantornya pada nengokin sehabis pulang kantor. Dika yang waktu itu datang belakangan memberitahu bahwa tadi dia berpapasan dengan seorang cewek di depan pintu kamar. Cewek itu melongok kedalam lewat kaca pintu namun urung masuk dan langsung pergi. Tanpa harus merinci seperti apa orangnya, Azka yakin itu pasti Flo. Sebal juga dia kenapa Flo tidak masuk dan malah memilih pergi.
" Oke-oke kita berdamai," Azka mengacungkan dua jarinya membentuk tanda peace. Flo memandangnya sinis. " Kenapa sih bawaanmu selalu emosi kalo ketemu aku?" Azka menyudahi konfrontasi karena yang dia mau sudah jelas.
Flo tertawa hambar mendengar pertanyaan Azka. " Karena kamu nyebelin," jawab Flo tanpa basa basi.
Raut wajah Azka tak dapat menutupi rasa kagetnya. Lantas cowok itu tersenyum geli. " Masa sih?" tanyanya tak percaya. " Kata temen-temenku aku malah anaknya asyik gak nyebelin."
Giliran Flo yang tertawa geli. " Apa? Asyik?" tanyanya tak percaya. Azka senyum-senyum. Gila ini cowok, narsis amat jadi orang. " Yah itu kata temenmu tapi bukan kataku." ucap Flo. " Ada apa kemari?" Flo kembali ke inti awal.
" Oh," Azka seperti tersadar akan tujuannya. Cowok itu merogoh saku. " Mau kasih ini," Azka mengangsurkan amplop putih. Flo menerimanya dan menyadari apa isinya. " Thanks ya," kata Flo dengan nada ramah.
" Aku yang seharusnya berterima kasih."
" Sama-sama," Flo tersenyum.
" Oh ya tentang kwitansinya. Aku boleh minta yang aslinya gak? biar bisa direimburse di kantor."
" Oh itu!" Flo baru ingat. " Ehmm aku cari dulu ya. Soalnya aku lupa naruhnya dimana. Besok aku kabari kalau sudah ketemu. Gak apa-apa kan?"
" Oke. Gak masalah."
" Besok ya aku kabarin bener. Dan sekali lagi terima kasih buat ini," Flo mengangkat amplop putih itu.
Azka tersenyum dan mengangguk.
Gila senyumnya. Flo seperti baru menyadari dan buru-buru berbicara," Oke. Cepet sembuh ya," Flo berbalik menuruni undakan karena merasa sudah selesai.
" Eh Flo!!" Azka menahannya dan membuatnya berbalik.
" Ya. Ada yang bisa dibantu lagi?"
Azka terlihat ragu namun sejurus kemudian," Ntar malem ada acara gak?" tanyanya.
" Kenapa? Kamu mau nraktir??" sergah Flo bercanda sambil tersenyum geli.
Azka jadi tertawa.
" A hemm!! Ntar ke PIM yuk aku tunggu di sana."
Flo kaget," Loh Az aku hanya bercanda loh."
" Ntar sore aku tunggu di sana ya. Di depan Baskin Robins," ucapnya enteng seraya menuruni undakan melewati Flo yang masih bingung. " Eh iya," katanya seraya berbalik. " Gak usah bawa kendaraan." Azka tersenyum dan berlalu.
" Insya Allah," gumam Flo akhirnya masih berdiri kaku diundakan.
" Ok!!" Azka menyahut tanpa menoleh. Ternyata dia masih bisa mendengar ucapan Flo barusan.

*
19/01/2012, kamar kosan Puri Putri



2 komentar:

  1. Ini hanya coretan fiksi atau pengalaman pribadi? *kabuuuuuuur*

    BalasHapus
  2. Ini murni ngayal wik ^^
    Kalopun ada yang sama hanya lokasi
    hihihihi

    BalasHapus