Minggu, 13 Januari 2013

Suitcase

See the suitcase, remembered me when i left my home for the first time to go to the place which everybody  call as a way to get your dream.
Whereas, i knew and realized that's not my dream =P
Because at that time, i realized that go to the Jakarta is not my dream but i realized too that i didn't have choice and i went.
Jogja is the place which my dream is.
But now, i has received it and look now i am happy person =D


And tomorrow, i will fly again to the Jakarta, to get my objection and same situation like six years ago, i use the suitcase =D
For this time i go not because a force but for a wish.
Not for long time but enough me to think my memory =D
With the same suitcase but with diferent wishing.
Time has changed your thinking
^^
Fabulous



Rabu, 09 Januari 2013

ABG Dibalik Runway



ABG Di Balik Runway
Oleh : Armadina Az
Diterbitkan oleh : PlotPoint Publishing (PT Bentang Pustaka)
Jl. Puri Mutiara II No. 7 Jakarta 12430
Non Fiksi

Wihiiiiiiii satu kata buat si Nina, ngiri abizzzzz
Hahahhaa bukan ngiri karena dia wartawan fashion, bukan juga karena bisa gaul sama model-model
But, karena dia bisa ngeliat langsung sebuah fashion show sekelas Indonesia Fashion Week.
Okeh seperti yg dia bilang mungkin ini belum sekelas London Fashion Week, or Paris Fashion Week, or New York Fashion Week, but for Indonesia this is a Greatest Fashion Event.
Dannnn siapa coba yang gak mau ikutan nonton, duduk di jajaran kursi penonton, ngeliat langsung koleksi-koleksi desainer kelas wahid di Indonesia.
Saya juga buta banget sama fashion, style, dan segala tetek bengeknya, kalaupun ada orang yang harus saya ucapin terima kasih karena sudah mengenalkan saya apa itu fashion, itu paling tepat dialamatkan pada teman-teman di kuliah.
Jakarta membuka mata saya untuk pertama kali soal fashion.
Tapi biarpun sekarang saya demen baca majalah dari Looks Magazine sampe Cosmopolitan tetap saja gaya saya masih standar, gak jauh dari kemeja, kaos dan jeans. Hhhehehe.
Tapi masalahnya saya sangat nyaman dengan semua itu =D so whatever deh
Dari perjalanan Nina dibelakang sebuah Runway, kita jadi mengetahui bahwa sosok sempurna secara fisik yang selalu kita lihat pas banget mau pake baju apa aja selalu memiliki cerita sendiri tentang hidup mereka.
Bagaimana mereka mengatasi pandangan tiap orang terhadap pekerjaan mereka sampai masalah masa lalu sebelum mereka menjadi model Catwalk ternama.
Satu sih yang bikin saya berasa jadi detektif pasa baca ini buku, yuhuuu saya penasaran sama yang disebutnya teman baiknya si Model Pendiam.
Kalo boleh nebak nih, kalo boleh nyebut nih, nih model adalah Renata Kusmanto.
Why saya bisa sebut dia.
Soalnya namanya sering berseliweran, namun Nina gak pernah nyebutin dia secara gamblang, padahal model lain yang namanya ada sering disebut sama dia.
Hehehehe.
Nih novel pokoknya sip deh buat memberi penyegaran dan ilham baru bahwa yang namanya pekerjaan itu punya keasyikannya masing-masing.

Rabu, 02 Januari 2013

Separate Beds (Milikmu Seutuhnya)


Penulis : LaVyrle Spencer
Penerjemah : Endang Sulistyowati
Editor : Ayuning
Proofreader : Christian Simamora
Penata Letak : Dian Novitasari
Desainer Cover : Dwi Anissa Anindhika
Redaksi : GagasMedia
Pemasaran : TransMedia

Mengawali tahun dengan menyelesaikan satu novel yang manis.
Covernya so sweet (^^)
Kaget juga waktu baca pengantar dari sang penulis bahwa nih novel ternyata diterbitin pertama pas tahun 1985, padahal ngiranya novel baru hehehe.
Bagus.
Ceritanya. Latarnya.
Emosi juga sebenarnya memahami karakter ceweknya yang keras kayak batu. Gemes.
Tapi yah gak nyalahin juga, bayangin karena hubungan satu malam, tiba-tiba lo hamil.
Okey lo menerima tapi ternyata bokap Catherine yang mata duitan memanfaatkan situasi begitu menyadari siapa yang menghamili putrinya.
Dikejar-kejar tanggung jawab dan cita-citanya untuk lulus ujian pengacara tanpa cela, Clay memutuskan menikahi Catherine.
Tentu saja bukan pernikahan seumur hidup, lah wong Clay sudah punya gadis yang disebutnya pacar.
Sekali lagi nih saya ngebaca novel yang menceritakan bahwa waktu yang berjalan itu bisa ngebuat cinta itu datang.
Mungkin kita gak akan heran kalau Catherine yang jatuh cinta, lah emang dari awal dia cinta ama Clay.
Nah si Clay-nya ini nih yang kemudian terbiasa. Terbiasa dengan hadirnya Catherine, terbiasa dengan ada yang menunggu di rumah, terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga, juga dengan calon bayi mereka.
Tapi Catherine berusaha bertahan, berusaha tetap menjaga tembok yang dibangunnya, karena dia tidak mau tersakiti lebih jauh saat dia harus meninggalkan Clay dan keluarga Forrester lainnya jika waktu satu tahun yang diperjanjikan Clay habis.
Semua itu karena Clay tidak pernah mengatakan dengan kata-kata bahwa sebenarnya dia jatuh cinta pada Catherine.
Tuh kan lagi-lagi kata-kata. Emang yang namanya cewek itu maunya diyakinkan. Perbuatan aja gak cukup, setidaknya cukup sekali dikatakan dengan jelas bahwa dia dicintai.
Lalu bayi mereka lahir, ketika Catherine belajar untuk sedikit demi sedikit menghancurkan tembok yang dibangunnya, Jill, gadis yang disebut sebagai pacar Clay mengatakan hal-hal yang membuatnya harus membangun tembok miliknya kembali.
Keraguan.
Ketidakpercayaan diri.
Lalu Catherine dengan hati sekeras batu meminta cerai.
Clay yang sudah berusaha menjelaskan akhirnya menyerah.
Kembali pada Jill. Raganya. 
Namun pikirannya selalu berada pada Catherine dan bayi perempuan mereka.
Sampai kemudian di titik nadir, Clay kembali datang di depan pintu rumah mereka.
Bukan untuk memohon kembali. Namun untuk menjenguk Catherine dan bayi mereka sebelum semuanya benar-benar berakhir.
Walaupun banyak adegan yang bikin gemes saking nih Catherine kepala batu, alhamdullillah (dengan gaya Syahrini yang mencetar) nih novel Happy ending juga.
Fiuhhhhhh 


Pic.from http://www.rumah-buku.net/separate-bed-milikmu-seutuhnya-by-lavryle-spencer.html

Selasa, 01 Januari 2013

2013


Happy New Year All
Whoaaa pas ngeliat foto di ponsel, rasanya baru kemarin ngerayain tahun baru 2012 bareng Rini
Ternyata semalem dan hari ini sudah 01 Januari 2013
Satu tahun yang panjang ternyata bisa begitu singkat, 365 hari yang terasa pendek,
Umur yang bertambah tanpa terasa, pemikiran yang berubah, dan mungkin diri ini yang tak lagi sama.
Memandang secarik kertas berisi tulisan harapan-harapan di tahun 2012 kemarin, hanya beberapa yang bisa dicoret dengan stabilo sebagai tanda pencapaian.
Selebihnya masih tertulis rapi dengan tinta hitam.