Kamis, 22 Juli 2010

Apa sebenarnya mau mu??????

Kenapa terdengar begitu munafik? semudah itu mengucapkan dan berkoar tapi makin ke depan makin tidak tahu apa yang diingini. Aku belum pernah bertemu, mendengarnya pun baru pertama kali kemarin. Tapi kenapa aku jadi bertanya2. Sumpah aku jadi takut sendiri, seolah2 nanti bakal terjadi. Okelah kalau dia tidak mau, aku pasti akan terima kendati sedikit kecewa. Aku bukannya kepedean dengan menerka sebaliknya. Tapi yang aku takut adalah, kalau aku menyukai hanya karena sebuah status, sebuah jabatan, sebuah ketenaran. Demi Tuhan aku sendiri tidak mau disukai karena semua itu dan karena itu aku juga tidak mau menyukai karena semua itu. Dulu aku selalu berpikir sebaliknya bahwa semua itu membahagiakan, menyenangkan sekaligus membanggakan tapi sekarang aku merasa kok semuanya seperti tidak ada arti...Akh jadi sebenarnya yang sekarang aku mau itu apa???

Jumat, 16 Juli 2010

Rumah

Kalau tanya apa hal yang paling menyenangkan, hmmmm tentu saja pulang ke rumah. Pulang ke tempat dimana kita menghabiskan separuh hidup kita, tempat kita menjadi seperti sekarang ini.....

Tempat dimana di seluruh muka bumi ini kita diterima apa adanya, sebagai kita. Tempat yang seburuk dan sebaik apapun kita akan tetap membuka pintunya lebar-lebar buat kita

Tempat yang memberikan kenyamanan, kehangatan, cinta, dan sekaligus rasa kecewa dan marah. Tapi lihatlah semarah apapun kita tetap saja rumah adalah tempat kita berpulang, ya kan? =)

Akh...sulitnya mengungkapkan seberapa besar rumah dan segala kenangannya adalah bagian istimewa dari hidup ini...
Tapi kalau sekarang, karena merasa sudah dewasa dan merasa punya kehidupan sendiri, huh terkadang kalau terlalu lama rumah bisa membosankan. Padahal, mencium kamar, kasur, dan bantal tempo dulu yakinlah ada perasaan tenang dan menyenangkan. Mengingat-ingat setiap kenangan yang ada, wuih pasti jadi pengen balik lagi hehehehe....So nikmatin setiap detiknya ketika kembali kerumah, karena ingatan akan rumah bisa mengobati setiap kerinduan dan kekecewaan yang terjadi karena hal-hal di dunia luar sana

Selasa, 13 Juli 2010

Akh !! Lagi-lagi harus egois

Pulang kerja di suasana mendung nyaris hujan. Bisa ditebak apa yang terjadi. Macet dimana-mana. Sepertinya semua jenis kendaraan tumpah ruah ke jalanan. Dan selalu yang membuat aku heran, kenapa semua orang jadi tidak sabaran. Sudah tahu lampu merah di depan menyala, sudah sewajibnya kendaraan berhenti tapi kok ya masih di klakson-klakson juga,,,apa kalau hujan artinya boleh sembarangan? Lazim menyerobot lampu merah hanya dengan alasan takut kehujanan. Toh kalau sampai terjadi kecelakaan yang disalahin juga hujan.

Hujan kan gak salah apa-apa. Sudah sewajarnya dia turun mendinginkan bumi setelah terpapar panas seharian. Takut kebasahan karena hujan juga bukan alasan buat buru-buru. Basah karena air hujan kan wajar, kalau tubuh kita malah kering pas hari hujan ini yang perlu ditanyain.

Yang lebih egois kenapa justru orang-orang bermobil yang klakson justru kenceng banget. Padahal, kebasahan juga gak. Adanya dia yang selalu bikin pengendara motor atau pejalan kaki seperti daku kebasahan karena semprotan air ban-nya.

Kalau sudah begini, selalu tanpa sadar terucap dalam hatiku semoga aku bukan termasuk kedalam orang-orang seperti ini....Seegoisnya diriku sebagai makhluk yang memang egois, semoga aku selalu bisa menempatkan keegoisanku ditempat yang semestinya.....

Thanks God For Nice Day.... :D

Senin, 12 Juli 2010

Pilihan!!!!!!!

Kata orang kita harus punya pilihan, orang yang gak punya pilihan katanya gimana gitu.
Tapi sekalinya kita punya pilihan kok kita malah dibilang terlalu banyak memilih. Bingung....

Sore ini aku pulang kerja agak sorean alias gak teng go. So, ketemu dah sama temen kerja di parkiran motor.
Namanya juga ketemu teman, walau katanya kita sudah bosan ketemu tiap hari, tetap saja ada candaan-candaan. Inti pembicaraannya sih, dia yang setiap hari selalu bawa dua helm, hari ini tumben cuma bawa satu. Kayak petasan aku nyeletuk kok cuma bawa satu helm? satunya mana?. Ternyata pacarnya pulang kerja jam 8 malam so jemputnya nanti. Langsung dah kayak api ketemu premium, aku nyambar saja dengan perkataan wah enak ya punya pacar ada yang jemput gak perlu bawa kendaraan sendiri ( maklum jomblo :P ). Tiba-tiba seorang bapak yang aku sering ketemu tapi tetep saja lupa namanya bilang memangnya pacar kamu dimana? Dengan senyum aku jawab aku jomblo, belum nemu. Tau kah jawaban si bapak? dia bilang kalau sebenarnya banyak yang mau kenalan, cuma akunya saja yang terlalu banyak memelih.

Wakakakakakak, sumpah aku geli banget denger pernyataan tuh bapak.  Gimana mau memilih coba, lah wong yang mau dipilih saja gak ada. Trus mau milih siapa? hantu? setan? jin? dedemit? atau malaikat?

Dulu sekali aku merasa aku orang yang bisa menerima semua orang. Sampai satu kalimat menyadarkanku. Katanya, kenapa sampai sekarang aku tidak pernah punya pacar, itu karena aku terlalu pemilih. Ingin ketawa mendengarnya, seperti hari ini, bagaimana aku pemilih kalau yang dipilih memang  tidak ada. Apakah mereka pernah bertanya padaku tentang siapa yang mungkin sekarang sedang dekat. Sumpah aku tidak pernah mendengarnya, tapi dengan mudah mereka menghakimi.

Lagipula kalaupun pemilih, memang itu salah? kita saja pilih baju penginya yang bagus. Apalagi pilih pasangan. Penginnya yang nyangkut di hati, bikin kita bisa menjadi diri sendiri disampingnya, diterima, begitu juga kita sama dia. Kalau kita nyaman bersama dia kita juga pasti bisa menerima dia. Cakep itu relatif, tergantung yang ngeliat.

Nah, sekarang ini, karena memang tidak dekat dengan siapa2 dan belum bertemu siapa2, bagaimana bisa dibilang pemilih. Tapi okelah pada akhirnya kita harus memang bisa bertoleransi dengan pemikiran orang lain. Anggap saja ucapan mereka sebagai doa buat kita terutama aku agar cepat diberi seseorang ( laki2 tentunya :D) yang bisa diajak sebagai partner baik dalam berteman dan dalam berbagi perasaan.......

Thanks God for today.......

Sabtu, 10 Juli 2010

Hal Terpenting

Hari ini dapat pelajaran berharga. Memang aku sendiri sudah paham, hal apapun yang kita lakukan haruslah dilakukan dengan sebaiknya dan tentu saja dengan perasaan senang. Tapi sungguh terkadang tanpa sadar kita yang merasa melakukannya dengan senang dan sudah berupaya ternyata justru tidak melakukannya sama sekali. Yah, aku sendiri mengalaminya. Apakah karena keinginannku yang terlalu banyak? Sehingga apa yang dilakukan jadi seperti sia-sia. Padahal keinginanku hanya sederhana, aku ingin maju.....
Dan sekali lagi kuucapkan syukur tanpa henti padaNya. Terima kasih karena Kau bersedia mengingatkanku sebelum aku terjerumus terlalu jauh dalam semua ambisiku. Yah, bantu aku Ya Allah untuk menepati janjiku. Aku ingin melangkah dengan mantap sekarang, tanpa beban hanya ingin berusaha sebaik-baiknya dan semampu yang aku bisa, aku serahkan cita-cita, impian, dan ambisiku padaMu. Aku percaya dan belajar untuk meyakini kelak jika memang semua sudah sampai batas waktunya dan itulah yang memang terbaik untukku semuanya pasti akan terwujud. Karena sekarang aku meyakini bahwa waktuMu adalah yang terbaik