Kata orang kita harus punya pilihan, orang yang gak punya pilihan katanya gimana gitu.
Tapi sekalinya kita punya pilihan kok kita malah dibilang terlalu banyak memilih. Bingung....
Sore ini aku pulang kerja agak sorean alias gak teng go. So, ketemu dah sama temen kerja di parkiran motor.
Namanya juga ketemu teman, walau katanya kita sudah bosan ketemu tiap hari, tetap saja ada candaan-candaan. Inti pembicaraannya sih, dia yang setiap hari selalu bawa dua helm, hari ini tumben cuma bawa satu. Kayak petasan aku nyeletuk kok cuma bawa satu helm? satunya mana?. Ternyata pacarnya pulang kerja jam 8 malam so jemputnya nanti. Langsung dah kayak api ketemu premium, aku nyambar saja dengan perkataan wah enak ya punya pacar ada yang jemput gak perlu bawa kendaraan sendiri ( maklum jomblo :P ). Tiba-tiba seorang bapak yang aku sering ketemu tapi tetep saja lupa namanya bilang memangnya pacar kamu dimana? Dengan senyum aku jawab aku jomblo, belum nemu. Tau kah jawaban si bapak? dia bilang kalau sebenarnya banyak yang mau kenalan, cuma akunya saja yang terlalu banyak memelih.
Wakakakakakak, sumpah aku geli banget denger pernyataan tuh bapak. Gimana mau memilih coba, lah wong yang mau dipilih saja gak ada. Trus mau milih siapa? hantu? setan? jin? dedemit? atau malaikat?
Dulu sekali aku merasa aku orang yang bisa menerima semua orang. Sampai satu kalimat menyadarkanku. Katanya, kenapa sampai sekarang aku tidak pernah punya pacar, itu karena aku terlalu pemilih. Ingin ketawa mendengarnya, seperti hari ini, bagaimana aku pemilih kalau yang dipilih memang tidak ada. Apakah mereka pernah bertanya padaku tentang siapa yang mungkin sekarang sedang dekat. Sumpah aku tidak pernah mendengarnya, tapi dengan mudah mereka menghakimi.
Lagipula kalaupun pemilih, memang itu salah? kita saja pilih baju penginya yang bagus. Apalagi pilih pasangan. Penginnya yang nyangkut di hati, bikin kita bisa menjadi diri sendiri disampingnya, diterima, begitu juga kita sama dia. Kalau kita nyaman bersama dia kita juga pasti bisa menerima dia. Cakep itu relatif, tergantung yang ngeliat.
Nah, sekarang ini, karena memang tidak dekat dengan siapa2 dan belum bertemu siapa2, bagaimana bisa dibilang pemilih. Tapi okelah pada akhirnya kita harus memang bisa bertoleransi dengan pemikiran orang lain. Anggap saja ucapan mereka sebagai doa buat kita terutama aku agar cepat diberi seseorang ( laki2 tentunya :D) yang bisa diajak sebagai partner baik dalam berteman dan dalam berbagi perasaan.......
Thanks God for today.......
Tapi sekalinya kita punya pilihan kok kita malah dibilang terlalu banyak memilih. Bingung....
Sore ini aku pulang kerja agak sorean alias gak teng go. So, ketemu dah sama temen kerja di parkiran motor.
Namanya juga ketemu teman, walau katanya kita sudah bosan ketemu tiap hari, tetap saja ada candaan-candaan. Inti pembicaraannya sih, dia yang setiap hari selalu bawa dua helm, hari ini tumben cuma bawa satu. Kayak petasan aku nyeletuk kok cuma bawa satu helm? satunya mana?. Ternyata pacarnya pulang kerja jam 8 malam so jemputnya nanti. Langsung dah kayak api ketemu premium, aku nyambar saja dengan perkataan wah enak ya punya pacar ada yang jemput gak perlu bawa kendaraan sendiri ( maklum jomblo :P ). Tiba-tiba seorang bapak yang aku sering ketemu tapi tetep saja lupa namanya bilang memangnya pacar kamu dimana? Dengan senyum aku jawab aku jomblo, belum nemu. Tau kah jawaban si bapak? dia bilang kalau sebenarnya banyak yang mau kenalan, cuma akunya saja yang terlalu banyak memelih.
Wakakakakakak, sumpah aku geli banget denger pernyataan tuh bapak. Gimana mau memilih coba, lah wong yang mau dipilih saja gak ada. Trus mau milih siapa? hantu? setan? jin? dedemit? atau malaikat?
Dulu sekali aku merasa aku orang yang bisa menerima semua orang. Sampai satu kalimat menyadarkanku. Katanya, kenapa sampai sekarang aku tidak pernah punya pacar, itu karena aku terlalu pemilih. Ingin ketawa mendengarnya, seperti hari ini, bagaimana aku pemilih kalau yang dipilih memang tidak ada. Apakah mereka pernah bertanya padaku tentang siapa yang mungkin sekarang sedang dekat. Sumpah aku tidak pernah mendengarnya, tapi dengan mudah mereka menghakimi.
Lagipula kalaupun pemilih, memang itu salah? kita saja pilih baju penginya yang bagus. Apalagi pilih pasangan. Penginnya yang nyangkut di hati, bikin kita bisa menjadi diri sendiri disampingnya, diterima, begitu juga kita sama dia. Kalau kita nyaman bersama dia kita juga pasti bisa menerima dia. Cakep itu relatif, tergantung yang ngeliat.
Nah, sekarang ini, karena memang tidak dekat dengan siapa2 dan belum bertemu siapa2, bagaimana bisa dibilang pemilih. Tapi okelah pada akhirnya kita harus memang bisa bertoleransi dengan pemikiran orang lain. Anggap saja ucapan mereka sebagai doa buat kita terutama aku agar cepat diberi seseorang ( laki2 tentunya :D) yang bisa diajak sebagai partner baik dalam berteman dan dalam berbagi perasaan.......
Thanks God for today.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar