Selasa, 17 Mei 2011

Libur Waisak

Wah libuurrrrrr, lumayan buat males-malesan hehe.
Saya beruntung sekali pernah kuliah diantara semua pemeluk agama yang diakui di Indonesia.
Sedikit banyak saya belajar bagaimana perasaan mereka yang seringkali dianggap minoritas, bagaimana perasaan takut mereka tentang sebuah diskriminasi.
Libur Hari Raya Waisak kali ini saya kembali merasa bersyukur bahwa saya masih memiliki mereka yang merayakan hari suci ini dan masih bisa mengucapkan selamat hari raya pada mereka.
Thanks God for all of you has given to me ^^


Kendati saya tidak merayakannya semoga damai ada untuk kita semua, untuk negeri kita, dan untuk dunia.
Mungkin disini teman-teman yang merayakannya bisa merasakan perayaan yang khusuk, namun dibelahan dunia lain diluar sana masih banyak yang merayakannya dalam sebuah keterbatasan. Semoga damai ada untuk mereka semua. ^^

Rabu, 11 Mei 2011

Dear Diary

Diary,
Aku ingin sedikit cerita, aku sudah bercerita pada Tuhan dan masih ingin sedikit menuliskan semuanya. Tak apa kan kalo aku menorehkan sedikit cerita padamu.
Akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dan memang ternyata ada yang aneh. Bagaimana bisa perasaan itu tiba-tiba muncul dan menyebar dengan begitu cepatnya sampai aku sendiri bertanya-tanya. Ya diary ini tentang perasaanku, tentang sebongkah rasa yang membuat aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. Aku suka dia diary, suka sampai hatiku ingin meledak. Jujur aku ingin menghapusnya dan berharap ini tak pernah ada karena aku tidak mau hancur diary, aku tidak mau sakit lagi. Aku sedang mempertanyakan apa rasa ini hanya sebuah kekaguman atau memang rasa yang patut dinilai. Diary, aku tak sanggup karena aku memang bukan jenis wanita yang akan dipilihnya dan ini yang membuat sakitku makin terasa. Aku harus apa dan bagaimana diary??????
Mungkin dia memang brengsek, tapi beberapa kali melihat fotonya bersama anak-anak, hatiku berbisik bahwa kelak dia akan menjadi ayah yang baik, ayah yang mau dekat dengan anak-anaknya. Melihatnya tersenyum dengan nyaman sambil menggendong anak perempuan, tanpa perasaan kaku atau canggung, jujur hatiku tersenyum. Diary bantu aku untuk menguburnya, katakan pada Tuhan bahwa kalo memang tak ada jalan aku ingin kami tetap berteman, seperti ini, tanpa sedikitpun pengharapan dari dalam hati ku, pleaseeeee diary sampaikan pada DIA