Rabu, 11 Mei 2011

Dear Diary

Diary,
Aku ingin sedikit cerita, aku sudah bercerita pada Tuhan dan masih ingin sedikit menuliskan semuanya. Tak apa kan kalo aku menorehkan sedikit cerita padamu.
Akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dan memang ternyata ada yang aneh. Bagaimana bisa perasaan itu tiba-tiba muncul dan menyebar dengan begitu cepatnya sampai aku sendiri bertanya-tanya. Ya diary ini tentang perasaanku, tentang sebongkah rasa yang membuat aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. Aku suka dia diary, suka sampai hatiku ingin meledak. Jujur aku ingin menghapusnya dan berharap ini tak pernah ada karena aku tidak mau hancur diary, aku tidak mau sakit lagi. Aku sedang mempertanyakan apa rasa ini hanya sebuah kekaguman atau memang rasa yang patut dinilai. Diary, aku tak sanggup karena aku memang bukan jenis wanita yang akan dipilihnya dan ini yang membuat sakitku makin terasa. Aku harus apa dan bagaimana diary??????
Mungkin dia memang brengsek, tapi beberapa kali melihat fotonya bersama anak-anak, hatiku berbisik bahwa kelak dia akan menjadi ayah yang baik, ayah yang mau dekat dengan anak-anaknya. Melihatnya tersenyum dengan nyaman sambil menggendong anak perempuan, tanpa perasaan kaku atau canggung, jujur hatiku tersenyum. Diary bantu aku untuk menguburnya, katakan pada Tuhan bahwa kalo memang tak ada jalan aku ingin kami tetap berteman, seperti ini, tanpa sedikitpun pengharapan dari dalam hati ku, pleaseeeee diary sampaikan pada DIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar