Minggu, 30 Juni 2013

"Minggu sore"


Tadinya ini semua tidak ada, kubawa namamu dalam setiap doaku, 
aku tahu aku berpura-pura tidak tahu, lalu perlahan Tuhan seperti membukakan jalan,
belum nyata memang tapi sepertinya inilah yang akan terjadi.
Aku agak takut, tapi perlahan hatiku bisa menerimanya.
Bukan lagi hitungan bulan aku menunggu, tetapi tahunan. Kata sakti itu tak kunjung datang.
Dan di sini aku berdiri, dalam keputusasaan, dalam kebimbangan, dalam keraguan.
Aku butuh pegangan pasti. Kadang aku marah pada diriku sendiri, aku menyalahkan Tuhan, kenapa nasib seperti mempermainkan aku.

Rabu, 26 Juni 2013

SINGGAH


'SINGGAH'
Karya sebelas penulis yang menuliskan cerita di empat persinggahan utama,
Terminal, Pelabuhan, Bandara, dan Stasiun.
by Jia Effendie, Taufan Gio, Alvin Agastia Zirtaf, Yuska Vonita, Adellia Rosa, Dian Harigelita, Anggun Prameswari, Aditia Yudis, Bernard Batubara, Putra Perdana, Artasya Sudirman.
Penerbit oleh PT. Gramedia Pustaka Utama
Jl. Palmerah Barat 29-37 Blok 1 lt 5
Jakarta 10270

Singgah berarti tinggal sementara.
Di ke empat tempat persinggahan tersebut, kita hanya melewati, hanya mampir sebelum akhirnya meneruskan tujuan kita.
Di sana banyak cerita yang bisa kita buat. Novel antologi tentang mengantar pergi, menjemput pulang.
Ada pertemuan, ada perpisahan, ada persimpangan.
Ada yang mengantar, menunggu jemputan, menanti kedatangan atau bahkan menunggu keberangkatan dalam gelisah.
Ada orang-orang yang menemukan cintanya disana.
Menanti kekasihnya di sepinya suasana stasiun.
Bertemu diramainya bandara untuk kemudian memikirkan perasaan masing-masing.
Itulah tempat dimana semua orang membaur.
Mereka yang bergegas atau melambat hanya untuk bisa mengulur waktu tentang tujuan berikutnya.
Karena siapa tahu mungkin nanti kisah kitalah yang akan ada di tempat persinggahan tersebut.

Stasiun - Dua kisah satu jalur


"Stasiun - Dua kisah satu jalur"
by Cynthia Febrina
Ilustrasi sampul oleh Diani Apsari
Diterbitkan oleh PlotPoint Publishing (Kelompok penerbit Bentang Pustaka)

Ini tentang cerita sederhana yg acap kali tanpa sadar kita alami.
Tiap kali dengan rutinitas yang sama kadang malah tanpa sadar apa yang kita cari ada di sana.
Adinda yang baru putus terpaksa berangkat pulang pergi ke kantor menumpang kereta dari Bogor ke arah Sudirman Jakarta.
Dia yang biasa duduk manis di dalam mobil, ber AC pula, harus bersumpek-sumpek ria di dalam kereta dan stasiun.
Tapi di sanalah semua fenomena keseharian ada. Bagaimana belajar bergaul, belajar prihatin, sampai belajar tentang kesabaran dan kerelaan.
Ngobrol dengan tukang koran. Berlari mengejar kereta. Bergaul dengan semua jenis lapisan masyarakat. Sampai harus rela mencium segala jenis macam bebauan di dalam kereta. Dari ketek, bau apak, sampah dan  jenis lainnya.
Sedangkan Ryan emang anak kereta yang lebih menyukai membaur bersama para penumpang alih-alih membeli mobil dan berkendara sendiri.
Setiap hari rutinitas mereka sama. Tapi ketika dimensi waktu mereka bertemu, bersinggungan, ada hal lain yang muncul.
Percik-percik api itu menyala, reaksi kimia antara dua anak manusia bekerja.
Ide cerita novel ini sederhana, tapi justru inilah yang sering terjadi.
Keren.....

Kamis, 13 Juni 2013

LOVE, curse, & HOCUS-pocus



Judul buku Love, Curse & Hocus-Pocus
Penulis Karla M. Nashar
Penerbit oleh PT. Gramedia Pustaka Utama
Jl. Palmerah Barat 29-37 Blok I, Lantai 5 Jakarta 10270
416 Hlm, 20 cm

What do you think about witch? shaman? or gypsy?
Magic?? concoction?? vardo?? or  unique style with big earings?? or keep moving from place to place??
whatever about those, Karla is really smart to tell about gypsy as her novel topic.
Sebenarnya ini seperti kelanjutan dari novelnya sebelum ini ( saya sudah pernah membacanya beberapa tahun silam), tapi dibilang kelanjutan ini novel ini seperti flashback.
Kenapa saya bisa bilang flashback, karena ceritanya setelah mereka tersadar dari mimpi aneh yang Troy Mardian dan Gadis Parasayu alami bersama, mereka terbangun di ruang rapat, tepat sebelum pesta ulang tahun perusahaan mereka akan dimulai. Yang merupakan awal dari mimpi aneh yang mereka berdua rasakan.
Bagaimana tidak aneh, dalam mimpi itu dibilang mereka sudah menikah padahal dalam kehidupan yang riil mereka adalah dua orang rekan kerja yang sudah saling membernci sejak pertama kali bertemu.
Troy dengan gaya hidupnya yang sangat moderat dan kebaratan sedangkan Gadis tipikal wanita Indonesia tulen yang sangat menjunjung cara hidup orang Indonesia.
Setelah tersadar dari mimpi dan tanpa sengaja bertemu dengan gipsi tua-Lyuba- dalam mimpi mereka.
Mereka bertekad ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.

Rabu, 12 Juni 2013

Ruang Pertemuan


By dsi - Fiction

Ruang Pertemuan
                Jumat pagi, matahari belum sepenuhnya naik dan aku sudah berdiri dengan manis di luar pagar kosan, menanti taksi pesanan yang akan membawaku ke bandara. Kulirik jam tangan dipergelangan tangan kiriku, masih sepuluh menit lagi dari waktu janjian pukul setengah tujuh.
                Aku memasuki pintu pemeriksaan dengan santai. Pertama jam keberangkatanku masih lumayan lama, kedua barang bawaanku sangatlah tidak banyak, hanya sebuah ransel dan tas berisi kamera, ketiga aku memang sedang tidak ada agenda khusus dengan keberangkatanku ini selain hanya sosialisasi biasa dari kantor pusat di Jakarta dan itupun untuk besok.
                Sebenarnya aku memilih jadwal penerbangan siang, namun seorang rekan kantor yang biasa mengurusi jadwal keberangkatan karyawan memberi info bahwa untuk penerbangan dengan maskapai kelas wahid di Indonesia dari jadwal pukul sembilan sampai enam sore menuju Jakarta dari Palembang yang tersisa hanyalah untuk kelas bisnis. Dan yeah, kalau sudah begitu mau apa dikata selain memilih jadwal penerbangan yang tersisa.
                Setelah check in aku memilih langsung masuk ruang tunggu, sebuah gerai kopi internasional menarik perhatianku. Tanpa pikir panjang aku memasuki counter dan memesan kopi racikan yang selalu sama yang biasa aku minum jika sedang ngopi di kedai kopi ini. Setelah menerima minuman sesuai pesanan aku melenggang keluar, mengedarkan pandangan di sekitar ruang tunggu yang masih sepi sambil memutuskan dimana hendak duduk.
                Aku baru mendekati sebuah tempat duduk di dekat saluran tv yang masih kosong di salah satu ujungnya ketika mataku menatap sesosok siluet yang tidak asing bagiku. Sosok itu sedang asyik memainkan tablet di salah satu sudut kursi yang hendak aku duduki.
                “Pak Panji!” seruku pelan. Agak takut juga jika ternyata salah orang.
                Orang yang kupanggil itu menoleh, menatapku sebentar sebelum kemudian menyunggingkan senyum ramah yang selalu kulihat jika aku sedang berkonsultasi dengannya, namun kali ini dengan mimik agak terkejut. Akh jangankan kamu aku pun terkejut bisa bertemu di ruang tunggu bandara ini.
                “Loh mbak Ara.” Lelaki itu bangkit dan mengulurkan tangan dengan sopan.
                “Apa kabar pak?” sapaku sambil menjabat tangannya. “Liburan akhir pekan atau tugas kantor?” tebakku mencairkan suasana. Alih-alih duduk diujung kursi yang tadi hendak kududuki, akhirnya aku duduk didekatnya berjarak satu kursi dari dirinya.
                “Ada rapat kecil siang ini di Jakarta mewakili pimpinan langsung yang berhalangan datang, tapi yah sekalian pulang ke rumah juga,” jawabnya disertai tawa kecil. Mau tak mau aku ikut tertawa. “Mbak sendiri??”
                Aku tersenyum sebelum menjawab pertanyaannya. Sudah pernah kukatakan untuk cukup memanggilku dengan nama, tapi yah karena lelaki ini selalu kembali memanggilku dengan embel-embel ‘mbak’ jadi aku tidak akan pernah meralatnya lagi. Toh aku juga tidak bisa tidak memanggilnya dengan sebutan bapak. Jadi impaslah. “Ada sosialisasi pak, tapi itu besok,” jawabku.

Minggu, 02 Juni 2013

Autumn Once More - Metropop - Gramedia Pustaka


Autumn Once More - Kumpulan Cerpen Metropop
Oleh : AliaZalea, Anastasia Aemilia, Christina Juzwar, Harriska Adiati,
Hetih Rusli, Ika Natassa, Ilana Tan, Lea Agustina Citra,
Meilia Kusumadewi, Nina Addison, Nina Andiana,
Rosi L. Simamora, Shandy Tan
Penyunting : Tim Editor GPU
Sampul oleh Marcel A. W
Penata letak oleh @bayu_kimong
Penerbit oleh PT Gramedia Pustaka Umum

This novel is amazing. Yup, really.
Walaupun kumcer, tapi bener-bener menggambarkan oh emang kayak gini loh cerita cinta itu.
Ada manisnya, pahitnya, galaunya.
Dan kita tidak perlu membaca berlama-lama untuk mendapatkan konflik juga inti cerita.
Keren kan bbbbb *jempol*
Kalau membaca kumcer dan ditanya mana cerita favorit, kok kayaknya semua bagus yah.
AliaZalea membuka dengan memberi judul "Be careful what you wish for", ini sih bener banget, kalau kata orang tua hati-hati sama ucapan, karena ucapan adalah bagian dari doa.
Betul gak????
Dan Ika Natassa sukses membuat pembacanya mati penasaran membaca kisah Tanya dan Ale, yang gosipnya dari twitter mau dibuatkan novel dan masih dalam tahap riset dan pembuatan.
Dari Ilana Tan kita jadi mengetahui sepenggal perasaan Tatsuya Fujisawa kepada Tara Dupont yang kisahnya berakhir lumayan tragis di novel Autumn in Paris.
Perasaan tulus yang harus terpenggal oleh kenyataan masa lalu yang membuat mereka gak bisa bersama.
Dan tentunya banyak kisah cinta lain yang bikin perasaan jungkir balik dengan decakan oh yah bener, nah yang ini ceritanya pas banget dan bla bla bla yang laen.
Dan dalam Her footprints on his heart kita diajak untuk memahami arti melepaskan, memahami perasaan kita masing-masing, dan memberi kesempatan kepada pasangan. Bahwa ucapan "asal melihat orang yang kita cintai bahagia kitapun akan bahagia" mungkin memang benar adanya walaupun harus dengan menelan pil pahit bernama kerelaan. Tapi syukurlah berakhir dengan happy ending dengan pernyataan kalau jodoh memang tidak akan kemana.
Nice!!!