Bamboo Forest
Ini perjalanan menakjubkan setahun lalu yg baru sempet di share :P hehehe.
Soal planning ngetrip ke Jepang ini sebenarnya udah lama banget. Bahkan karena kita sadar biaya perjalanan yang gede kita udah nabung jauh-jauh hari (sekitar 16 bulan). Planning ini juga bukan tanpa kendala, mulai dari tiket yang harganya selalu tinggi sampai pengurusan visa yang bolak-balik. Untuk saya pribadi pun keberangkatan kali ini membuat dilema, karena pada saat yang bersamaan setelah semua persiapan baik dari tiket, itnerary, maupun visa sudah komplet ibu saya jatuh sakit yang tidak bisa dianggap remeh. Sehingga saya cukup berdiskusi hebat dengan diri saya pribadi apakah tetap akan pergi.
Soal planning ngetrip ke Jepang ini sebenarnya udah lama banget. Bahkan karena kita sadar biaya perjalanan yang gede kita udah nabung jauh-jauh hari (sekitar 16 bulan). Planning ini juga bukan tanpa kendala, mulai dari tiket yang harganya selalu tinggi sampai pengurusan visa yang bolak-balik. Untuk saya pribadi pun keberangkatan kali ini membuat dilema, karena pada saat yang bersamaan setelah semua persiapan baik dari tiket, itnerary, maupun visa sudah komplet ibu saya jatuh sakit yang tidak bisa dianggap remeh. Sehingga saya cukup berdiskusi hebat dengan diri saya pribadi apakah tetap akan pergi.
Kemudian Ayah dan adik saya meminta saya untuk tetap berangkat dengan pertimbangan kondisi ibu saya yang masih stagnan, serta persiapan yang sudah disiapkan lebih dari setahun yang sudah cukup memakan waktu, tenaga, dan juga biaya yang tidak sedikit. Atas restu dan ijin juga dari ibu saya akhirnya saya memutuskan tetap berangkat.
Kami tiba di stasiun Kyoto sekitar pukul 7 malam dari stasiun Osaka, ini dikarenakan ada kesalahan saat naik kereta hihihihihi. Harusnya kami naik kereta expressnya namun karena salah jalur akhirnya kami naik kereta biasa yang berhenti disetiap stasiun dan kami hanya bisa cekikikan sendiri karena salah membaca jalur. Tapi karena naik jalur kereta lambat malah jadi puas liat pemandangan selama dipinggir jalan. Rumah-rumah warga jepang yang selama ini lihat di serial dorama jepang tersaji disepanjng jalan.
Turun dari kereta kami juga harus ekstra keras menemukan guesthouse tempat kami akan menginap. Ada kali sejam muter-muter nyari ditambah cuaca dingin plus bonus gerimis. Kebetulan kami akan menginap di J-Hoppers Guesthouse yg udah jadi rujukan banyak oleh pelancong backpacker macam kami.
Esok pagi kendati gerimis turun dengan bonus angin kencangnya kami tak buang waktu untuk langsung menuju destinasi pertama yg wajib kunjung kalau ke Kyoto, yup Arashiyama Bamboo Forest. Oya di Kyoto tidak ada jalur kereta untuk transportasi umum dalam kota jadi untuk menuju tempat wisatanya kami membeli tiket bus khusus pelancong dan harganya tentu saja lebih terjangkau.
Turun dari kereta kami juga harus ekstra keras menemukan guesthouse tempat kami akan menginap. Ada kali sejam muter-muter nyari ditambah cuaca dingin plus bonus gerimis. Kebetulan kami akan menginap di J-Hoppers Guesthouse yg udah jadi rujukan banyak oleh pelancong backpacker macam kami.
Esok pagi kendati gerimis turun dengan bonus angin kencangnya kami tak buang waktu untuk langsung menuju destinasi pertama yg wajib kunjung kalau ke Kyoto, yup Arashiyama Bamboo Forest. Oya di Kyoto tidak ada jalur kereta untuk transportasi umum dalam kota jadi untuk menuju tempat wisatanya kami membeli tiket bus khusus pelancong dan harganya tentu saja lebih terjangkau.
 |
| Jalur persimpangan kereta |
