Senin, 06 Februari 2012

Up by Disney-Pixar

 
Kata pertama yang keluar begitu menonton pembukaan film kartun dari Disney Pixar ini adalah Soooooo Sweeettttttttt
Jadi inget novelnya Ainun & Habibie yang saya baca dengan gaya sapu jagat =D
Lagi-lagi kepolosan seorang anak mampu meluluhkan seorang kakek yang sangat keras semenjak ditinggal meninggal isterinya--kekasih sejatinya.
Demi menjaga rumah yang menjadi saksi bisu pertemuan mereka dan mewujudkan mimpi sang isteri untuk bisa membangun rumah di 'tanah yang hilang', Mr. Fredricksen 'sang kakek' rela mengangkut rumahnya dengan ribuan balon udara dan melarikan diri dari dinas sosial.
Tak sengaja seorang anak kecil gemuk nan menggemaskan ikut terbawa bersamanya 'Russell'
Dia adalah petualang liar berusia delapan tahun. Mungkin di Indonesia setingkat pramuka siaga SD yang sangat ingin melengkapi pin petualangnya untuk bisa menjadi petualang senior. Dan pin yang kurang adalah pin untuk membantu manula.
Ketika badai menghempaskan rumah terbang Mr.Fredricksen, Russell setuju membantu dengan iming-iming diberi pin oleh sang kakek.
Dan dimulailah petualangan mereka melintasi hutan dan pegunungan untuk menemukan tanah yang hilang.
Pertemuan dengan sang petualang 'Muntz' idola masa kecil kakek dan sang isteri ternyata memperlihatkan betapa demi ambisi seseorang bisa melakukan apa saja.
Ketika ambisi itu sudah terlaksana seperti yang terjadi pada sang kakek justru kehampaan yang dirasakannya.
Apalagi ketika ambisi itu justru mengorbankan orang-orang disekeliling kita yang ternyata begitu peduli justru kehilangan yang menusuk-nusuk yang dirasakan.
Setiap orang punya alasan untuk berubah seperti yang terjadi pada kakek sebelum dan sesudah pertemuan dan perpisahan dengan sang isteri.
Tapi semoga semua itu tidak membuat kita menutup diri dari orang-orang disekeliling kita.
Dan semoga kita bisa seperti Russell yang senantiasa memiliki harapan dalam tawa kendati dia begitu menginginkan untuk bertemu dengan sang Ayah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar