Protes Iyla buat Mama
Iyla, gadis kecil kelas tiga SD itu terduduk meringkuk disamping
tempat tidurnya sambil memeluk kedua lututnya. Mukanya cemberut, tertekuk
seperti pakaian kusut belum disetrika.
Dia habis kena marah mama lagi. Hari
ini bu Tya, wali kelasnya melapor pada mama kalau Iyla kena hukuman akibat
tidak mengerjakan PR Matematika dan mendapat nilai merah waktu ulangan bahasa
inggris dua hari yang lalu.
Mama marah besar karena merasa
dibohongi padahal kemarin-kemarin Iyla mengaku tidak ada ulangan dan PR.
“Kamu mau jadi apa? Kecil-kecil
sudah bohongin mama? Mama gak pernah ngajarin kamu buat males belajar apalagi
belajar bohong!!!!” omelan mama tadi terngiang-ngiang ditelinga Iyla. “ Masuk
kekamar dan gak ada tivi malam ini,” putus mama. Jadilah dia sekarang meringkuk
dikamar, misuh-misuh didalam hati sambil manyun.
Hari ini pembagian rapor semester, Iyla deg-degan setengah mati,
gadis cilik yang lincah itu cemas, takut kalau nanti gagal masuk lima besar mama sama ayah tentunya
akan membatalkan liburannya ke tempat Oma Opa di Palembang sebagai hukuman.
Padahal dia berharap sekali liburan itu jadi.
Ini pertama kalinya dia liburan
tanpa orang tuanya, dia juga kangen sama oma opa, tante dan omnya. Lagian Iyla sudah sebel dimarahi mama terus, mama gak sayang Iyla
lagi, mama lebih memilih kerjaannya daripada Iyla, pikirnya.