HEADSCARF STORIES: Santai Dulu di Pantai

Apa yang terbersit jika ingat pantai, memori-memori melankolis????

Matahari terbenam, angin semilir, suara ombak, pasir yang halus, atau sejumput kenangan,

hehehe sok melankolis sekali sayah.

Kalau liburan tanpa ketemu pantai, buat saya selalu ada yang kurang.

Mungkin karena dari kecil kalo liburan pantai menjadi salah satu destinasi tempat yang harus

wajib dikunjungi. Bukan hanya untuk melihat laut atau ombaknya tapi momen bermain dengan

air dan pasirnya, atau sensasi diterjang ombak sampai guling-guling di pasir hehehehe.

Kali ini tiga pantai yang saya kunjungi bersama hubby yang masih dalam rangka holiday.

Lokasinya berdekatan satu sama lain di kawasan Bantul, Wates, Jogjakarta,

namun tetap saja harus ditempuh minimal dengan motor.

Hanya satu pantai yang kami tempuh dengan jalan kaki, karena memang sangat dekat

jaraknya dengan rumah almarhum si mbah dan pantai ini gak bernama.

Dari kecil ayah dan oom serta yang lain menyebutnya "Segaran",

jadi sampai besarpun saya menyebutnya demikian hehehhehe.

Pantai pertama yang kami kunjungi bernama "Pantai Baru", pantai ini bersebelahan dengan "Pantai Kewaru".

Karena datang kemari saat sore sudah menjelang malam jadi kami tidak sempat main hanya menanti sunset.

Pantainya berbatasan dengan pepohonan cemara yang teduh, sedikit saya dapat cerita bahwa Pantai Baru dan Pantai Kewaru ini merupakan salah satu konservasi milik Universitas UGM.

Disini kami makan malam dipondokan dengan olahan seafood yang enak, rekomen banget pokoknya.

Dannnn yang paling penting murahhhhhhhh hahahahaha.

Lanjut besok pagi-pagi sekali sehabis sarapan kami jalan pagi ke "Segaran".

Melewati ladang-ladang cabai, melon, buah naga dan tambak udang milik warga.

Berburu kepiting-kepiting kecil yang isitilah orang sana sebut "jengking" yang digoreng garing pake tepung hmmmm enyakkkkk banget, sumpah deh.

Lalu sorenya ramai-ramai kami ke Pantai Gelagah, sebenarnya awalnya pantai ini mau dijadikan dermaga sandar. Namun ombaknya ternyata lumayan "ganas" sehingga kurang cocok buat jadi dermaga.

Karena itu pantai ini akhirnya dijadikan tempat wisata, kita bisa naik ke tempat yang semula hendak dijadikan dermaga dengan gunungan pemecah ombak dikanan kiri sisinya.

Selain tumpukan pemecah ombak yang guede-guede kita bisa juga melihat mesin penyedot pasir.

Berkubik-kubik pasir disedot lalu dipindahkan untuk dibuang ke tepi laut yang semula hendak buat dermaga.

Diujung dermaga banyak orang-orang terutama anak-anak muda yang menungggu ombak tinggi yang kemudian menghempas ujung dermaga menimbulkan semburan air laut yang tinggi dan deras.